Mlaku Karo Pak’e Sedelok (Jalan Sama Ayah Sebentar)
Cmiiw. Grammar di judulnya itu benar atau salah? Ya maafkan sajalah
ya.
Setelah selesai Tes Kesehatan dan verifikasi mahasiswa baru
di kampus baru, gua pun mandapatkan identitas Sang Universitas.
![]() |
foto ini akan segera dihapus. |
Dengan ini, tandanya gua sekarang ga punya kerjaan sampai
ODM(Orientasi Diponegoro Muda). Teman-teman gua kebanyakan pulang dulu ke rumah
asalnya, tapi gua bertahan di kos. Bertahan satu cinta, bertahan satu
C.I.N.T.A.(d’ bagindas). Kembali ke jatidiri gua yang sebelumnya, sebagai
penulis ngga jelas(soalnya di pos sebelumnya gua mencoba untuk menulis lebih
serius). Tanggal 30 Juli kemarin Tes Kesehatan,
tanggal 1 Agustus nya Verifikasi, dan tanggal 2 Agustus kemarin ayahku
muleh nang Jakarta numpak sepur (baca : ayahku pulang ke Jakarta naik kereta).
Maaf bad grammar, toh aku masih sinau boso jowo(baca : aku masih belajar bahasa
jawa). Bad grammar, again.
Dari setelah verifikasi, kami memang sudah merencanakan
untuk membeli petis dan terasi untuk dibawa ayah ke Jakarta. Setelah sarapan di
tanggal 2 Agustus pagi, kami berangkat ke Stasiun Tawang, Semarang. Kami kesana
naik BRT. Yow, orang Jakarta tau ngga apa itu BRT? BRT itu Bus Trans-nya
Semarang. BRT adalah singkatan dari Bus
Rapid Trans. Walaupun halte BRT ndak sebagus halte Transjakarta, tapi gua lebih nyaman naik BRT daripada naik TJ.
Rasakan sendiri yuk sini ke semarang. Sebenarnya, apa yang kami lakukan di
Stasiun Tawang di pagi hari? Padahal keretanya berangkat pukul 7.30 malam. Kita
kesana dengan seorang anak, anak yang tangkas… dan juga pemberaniiiiiiii..
bertarung lah dragonball, dengan segala kemampuan yang adaa… hyeahhhh.
(bodoamat). Kami kesana mau tuker tiket booking yang beli di Indomar*et, dan
setelah itu kami baru jalan-jalan. Gua sama ayah beneran jalan kaki.
Dari stasiun, kami jalan entah kemana. Pergi tanpa arah.
Tenggelam dalam lautan luka dalam, aku terjebak dan tak tahu arah jalan pulang…
aku tanpamu butiran….. upil. Kami jalan, dan gak sengaja sampai di Kota Lama
Semarang. Bangunan disini emang udah lama keliatannya (pukul nih pukul!). Gua
melihat sebuah taman, dan di taman itu ada yang lagi foto pre-wed. no pict hoax
ya? Gasempet foto bagian ini maap. Tapi beneran, tadi gua nanya temen yang asli
Semarang, ternyata taman itu emang sering dipake untuk foto pre-wed,
backgroundnya Gereja yang katanya emang itulah ikon dari Kota Lama Semarang.
Setelah dari sana, kami berjalan terus.. lurus…. Dan tiba-tiba sampai di sebuah
pasar yang gua sendiri gatau apa nama pasarnya. Clingak-clinguk kiri-kanan,
kulihat saja banyak pohon cemara.. loh sulap ini... Kenapa jadi di puncak ini?.
Di pasar ini gua dibekali sama ayah(buat cemilan di kosan katanya) setengah
kilo jeruk yang harganya 5 RIBU TUPIAH!!! (eh typo, RUPIAH maksutnya). Ya
setelah beli jeruk dan sebungkus makanan yang terbuat dari kacang tanah dan
gula merah, bentuknya mirip peyek, enak deh, kami meneruskan perjalanan. Hingga
akhirnya kami dan tim k*atakan putu*s memutuskan untuk meneruskan perjalanan di
hari selanjutnya. (LOL yuhuuu). Sebenarnya kami di pasar itu juga sekalian
nyari terasi, tapi kata salah satu ibu penjual buah yang kami wawancarai
tentang terasi dan petis….. ibu itu menyarankan kami untuk pergi ke pasar yang
dekat dengan Masjid Agung Jawa Tengah(MAJT). Setelah mendapat informasi itu,
kami dan Tim Termehek-mehek (ini acara settingan
pas masa kecil gua nih) langsung menuju lokasi kejadian perkara. Kata ibu itu
sih “kalo diniatkan untuk jalan kaki sih deket pak, nanti keluar dari pasar ini
lurus terus pak”. Kata “diniatkan”, gua
tandai sebagai “ini akan jadi perjalanan yang panjang”. Setelah lumayan jauh
berjalan, akhirnya ayahku memutuskan untuk naik angkot aja. Akunya ditinggal.
Yo ndak toh, kita naik angkot bareng. Singkatnya… kita sampe di pasar yang
deket MAJT.
Pasar ini, kalau dilihat dari tulisannya sih, gua bisa simpulkan bahwa ini
pasar baru. Ya kaya pasar baru di pindah tempatkan kemari gitu. Jalan masuk ke
pasarnya juga keliatan masih baru. Kiri-kanan jalan semuanya sawah, ada
kemungkinan pasar ini sebelumnya juga sawah (masasih der?). dan di ujung jalan
ini keliatan MAJT yang besar sangat. Saking besarnya tuh kaya keliatan deket,
padahal gua sama ayah jalan kesana tapi ga sampe-sampe.
![]() |
dekat dimata, jauh di kaki. |
Menyusuri jalan ini
setelah beli petis dan terasi. Diujung jalan adalah pagar menuju MAJT. Pagarnya
hijau. Dan setelah perjalanan jauh, ternyata pagarnya dikunci. Kita mendatangi
pintu yang salah, harusnya lewat depan. Okeh balik lagi, berjalan seperti
musafir. Dan kami pun melewati pasar yang tadi lagi (emang iya?). dan disana
bantuan datang, Tim SAR Gabungan serta pemadam kebakaran menyelamatkan kami
(anda mau tertawa atau emosi, keputusan ada pada diri anda). Ada bapak
pengendara Becak Motor. Setelah nego, harga pas, joss!! LAKI MINUM
RASA-RASA?!!!. kami naik dan di antar lewat pintu depan. Dan singkat cerita
kami sampai di pintu depan MAJT.
![]() |
itu di plastik merah adalah jeruk. |
Duh pala gua keleyengan ini, ya intinya gitudeh.. gua sama
ayah jalan-jalan sebelum ayah balik ke Jakarta, ke MAJT sekalian sholat zuhur,
trus pulangnya makan rujak dulu, trus balik ke kosan. yaudah gua postin
foto-fotonya aja deh ya.. baybayyyyy (post macam apa ini? Pembaca digantungin
di tengah jalan bakakakakakakakakakakakakakak)
![]() |
dari depan gerbang. |
![]() |
fyi, itu tiangnya bisa ngebuka kaya payung gt. |
![]() |
cakep toh? main sini. |
![]() |
ini menaranya, boleh naik ke atas ko. |
![]() |
ada toko sovenirnya juga, yg bahasa inggrisnya adalah souvenir shop. |
![]() |
bonus pesona |
Pembaca berdemo di depan kosku : “KEMBALIKAN 7 MENIT KAMI
YANG BERHARGA NAK!!!!!”
Perhatian...untuk kesejahteraan bersama, mengambil/menyunting/apapun dari blog ini dan membagikannya diharap menyertakan sumbernya ya.
Thanks for visiting ma blog...
2 komentar: