Saat Aku Pulang (Part 2)

01.03 Dery Rizki Purwanto 0 Comments


              Begitu memasuki rumah, hal yang aku lakukan adalah melihat sekeliling ruang keluarga dan menemukan beberapa hal baru. Tertata disana dua buah freezer berbentuk kulkas(paham ga? Hehe), lalu meja dan bangku makan, serta televisi yang berubah kembali menjadi TV tabung setelah kemarin berganti TV LCD. Katanya, kursi dan meja makan itu pemberian dari adiknya mama, dan dua freezer untuk menambah kuantitas es batu yang dijual mama, sedangkan TV LCD-nya rusak. Selanjutnya aku shalat subuh lalu lanjut ngobrol santai dengan orang rumah. Ternyata ada beberapa kebiasaan yang berubah, sekarang mama jadi lebih pagi berangkat ke warung, warung ya? Beberapa hari belakangan aku berpikir bahwa Mas ku yang pertama sekarang kerja, kedua kakak ku juga kerja, aku kuliah jurusan teknik dan calon tukang kerja juga nanti, adik ku mengambil tata boga di SMK, lalu nanti siapa yang melanjutkan warung? Tiba-tiba teringat film “Cek Toko Sebelah” yang diperankan oleh Ernest Prakasa dkk. Mba Ririt yang jadi lebih siang ke kantor karena baru pindah kerja di tempat yang lebih manusiawi, katanya.
            Beberapa hal yang aku lakukan dirumah ya, makan es krim aise(u know lah merk ini), Di warung aku melihat freezer aise dengan varian rasa terlengkap yang pernah aku lihat, di Semarang aku jarang makan es krim sih. Dirumah juga aku beberapa kali diperintahkan untuk mengulek bumbu sayur atau bumbu apa yang perlu di-ulek, dan aku masih saja belum bisa mengulek se halus mama atau Mba ririt, entah ini sudah percobaan keberapa di beberapa tahun terakhir, namun belum juga mahir.
            Malam Ahad seperti biasa, aku ke Cilangkap dengan sahabatku, sosok yang sangat langka bukan karena sering diburu dan terancam punah, tetapi sosok yang terus bertahan pada pendirian di akhir zaman yang penuh dengan berbagai cobaan. Aku sengaja memintanya untuk lebih awal hadir disana supaya ada waktu untuk ngobrol dan mencurahkan isi hati yang perlu di keluh kesahkan. Ya memang lemah manusia ini. Meskipun ia adalah orang yang tidak ikut organisasi atau UKM kampus kecuali karena terpaksa tuntutan syarat suatu beasiswa, tapi aku yang notabene aktif di organisasi kampus sering meminta pendapat tentang organisasi kepadanya. Tidak ada batas untuk suatu nilai, dikosanku nyatanya lebih sopan dan asik adik tingkat yang bahkan tidak ikut pelatihan LKMMPD dibandingkan adik tingkat yang ikut pelatihan LKMMD (satu tingkat diatas LKMMPD). Banyak pelajaran yang diambil saat itu, ditambah intinya malam itu membahas tafsir Al-Baqarah mengenai riba, dan betapa baiknya agama kita ini, tidak sedikitpun dalam muamalah ingin merugikan manusia lain.
            Memang waktu pulang ini sangat singkat, hari senin aku ikut ayahku bekerja ke kota, yang dari kecil aku ikut sampai sekarang aku belum mahir mengenai pekerjaannya. Malam tiba, setelah mama banyak masak enak karena aku pulang, akhirnya beberapa potong daging rendang (sepertinya semuanya deh…) dibungkus untuk bekalku ke Semarang. Kalau ditanya kenapa mama masak enak saat aku di Jakarta, katanya mumpung anaknya lagi pulang. Mungkin mama sangat pengertian, bahwa anaknya diluar sudah terbiasa dengan makanan yang bukan masakannya. Padahal dari kecil aku selalu makan apa yang mama masak, keluarga kami sangat jarang membeli sayur ataupun lauk diluar, mama selalu memasak untuk kami. Begitulah.
            Setibanya di Pasar Senen, masih jam 10 malam saat itu, keretaku berangkat pukul 11 malam. Tapi, ayah bilang ingin pulang duluan, tidak seperti biasanya yang selalu menungguku hingga masuk kereta. Sudah ngantuk, katanya, sudah tua, katanya. Aku tersadar.
            Selesai.

You Might Also Like

0 komentar: